Dani
Pedrosa mengalami dua kali mimpi buruk saat berlaga pada balapan MotoGP
Misano yang membuat jalan untuk meraih gelar juara dunia musim ini
makin terjal.
Mimpi
buruk bermula dari start yang diulang akibat masalah kopling pada motor
Karel Abraham dan membuat race dipangkas menjadi 27 lap. Sementara tim
Repsol Honda sibuk mempersiapkan motor Pedrosa untuk kembali memulai
balapan. Akan tetapi, mereka bermasalah terhadap selimut pemanas ban.
Masalah ini menyebabkan Pedrosa terlambat untuk membentuk formasi di
starting grid dan ia diharuskan memulai balapan dari posisi paling
belakang karena tim Repsol Honda masih berkutat untuk memperbaiki
masalah pada motornya satu menit sebelum balapan dimulai.
Pedrosa
masih belum terbangun dari mimpi buruk, bahkan beberapa saat setelah
start balapan yang sesungguhnya, Dani Pedrosa terjatuh setelah ban depan
Hector Barbera menyenggol ban belakangnya. Keduanya gagal melanjutkan
balapan. Dengan kemenangan Jorge Lorenzo di Misano, Dani Pedrosa
menghadapi defisit 38 poin dari rival terdekatnya dalam perebutan gelar
juara dunia MotoGP 2012 tersebut.
Dani Pedrosa merasa marah kepada Hector Barbera dan menyalahkan ketidakjelasan aturan mengenai prosedur restart balapan.
Pedrosa
menjelaskan: “Balapan kali ini kacau total dan banyak hal telah terjadi
pada saat yang bersamaan. Semua bermula saat balapan direstart, karena
prosedurnya sama sekali tidak jelas. Tiada seorangpun yang tahu apakah
restart hanya satu menit, tiga menit, dan apakah pemanas ban sedang
dipasang atau tidak. Kami juga mendapat informasi yang berbeda mengenai
jumlah lap, apakah 26 putaran ataukah 27 lap. Lalu tiba-tiba kami
diberitahu kalau saat itu balapan akan dimulai dalam waktu satu menit
tanpa papan pengumuman. Para
mekanik bergegas mempersiapkan balapan, dan saat mereka mencoba melepas
selimut pemanas, entah mengapa ban depan menjadi terkunci. Mereka
mencoba untuk melepasnya namun tidak bisa dikarenakan peringatan balapan
akan dimulai 1 menit lagi, yang merupakan tanda bahwa mereka tidak
diperbolehkan untuk menyentuh motor lagi. Mereka menyuruh saya untuk
memulai balapan dari grid saling belakang dan saya mencoba untuk tetap
fokus dan tidak membuat kesalahan pada lap pertama serta bergerak cepat
untuk menyalip para pembalap. Ketika saya sudah meraih posisi kedelapan
atau kesembilan setelah membalap di enam tikungan, Barbera menabrak saya
dari belakang dan itulah yang terjadi. Saya merasa sangat sedih, saya
pikir saya memiliki kesempatan untuk memenangkan balapan ini, bahkan
jika saya memulai balapan dari posisi paling akhir. Sekarang jalan untuk
meraih gelar juara dunia makin terjal namun saya akan membalap dengan
cara yang sama. Kami sudah melakukan semua yang kami bisa, sejauh ini
motornya bekerja baik dan saya membalap dengan baik pula. Jadi, ini
belum berakhir bagi saya. Masih ada lima balapan tersisa dan kami akan melakukan yang terbaik.”
Faktanya,
Dani Pedrosa selalu mengalami kesialan dengan gagal finish akibat
kesalahan yang dilakukan pembalap lain pada saat menjalani balapan yang
dimenangkan oleh Jorge Lorenzo.
Sementara
itu Hector Barbera hanya dapat menyesali insiden tersebut dan
melontarkan permintaan maaf kepada kompatriotnya. Barbera mengatakan:
“Sayangnya, saat saya mengikuti Dani, saya kehilangan titik pengereman
saya dan mengerem terlalu terlambat. Saya sudah mencoba memelankan
kecepatan namun saya kehilangan grip depan. Saya merasa sangat sedih,
dan saya lebih sedih karena saya menyeret keluar Dani dan kejadian
tersebut merupakan hal terakhir yang saya inginkan. Jatuhnya Dani
merupakan kesalahan saya dan saya meminta maaf sedalam-dalamnya.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar