Senin, 14 Januari 2013

Ben Spies Tinggalkan Yamaha karena Dihina

Ben Spies ketika masih berseragam Yamaha musim 2012.
Ben Spies ketika masih berseragam Yamaha musim 2012. (sumber: MotoGP.com)

Disindir tak mau tampil serius ketika sedang keracunan makanan.

Pembalap MotoGP Ben Spies akan membela tim Pramac Ducati musim ini setelah secara mengejutkan mengumumkan hengkang dari tim elit Yamaha pertengahan musim lalu. Belakangan, dia mengaku telah direndahkan oleh salah satu pejabat senior di tim Jepang tersebut yang menjadi alasannya pergi.

Peristiwa itu menurut pengakuannya terjadi saat Grand Prix Italia di Mugello dan menjelang balapan berikutnya di Laguna Seca, Amerika Serikat.

“Aku tengah mengalami keracunan makanan di Mugello, keracunan parah. Aku seharusnya tak ikut balapan. Aku menderita di balik helm dan setelah itu kondisiku naik turun dan gemetar tak karuan," kata Spies di Crash.net.

"Yamaha tetap tinggal di Italia dan melakukan ujicoba hari berikutnya, tapi aku tak naik motor, karena memang tak bisa. Aku tak bisa bergerak, tak bisa melakukan apa-apa.”

Lalu, masih menurut pengakuannya, dia didatangi seseorang yang langsung menyerangnya dengan kalimat-kalimat pedas.

"Seorang staf senior Yamaha – hanya itu yang bisa aku sampaikan – bilang padaku, 'Kami telah menaruh banyak uang padamu. Tak usah datang ke Laguna Seca kalau kamu tidak memberi 100 persen.'

"Lalu dia menambahkan, 'Kami sudah tak lagi percaya pada dirimu.' Itulah momen ketika aku memutuskan tak mau lagi membalap untuk Yamaha musim 2013. Aku punya banyak teman di Yamaha, tapi ketika seseorang bicara padamu seperti itu, maka kamu akan kehilangan respek pada mereka.”

Spies telah membela Yamaha sejak beralih ke ajang Superbike di mana dia sempat menjadi juara dunia pada 2009, dan memenangi seri pertamanya di MotoGP musim 2011 dalam debutnya bersama tim utama Yamaha musim 2011.

Namun kemenangan di Grand Prix Belanda itu rupanya juga menjadi satu-satunya bagi Yamaha sampai musim 2012, di mana dia tampil sangat mengecewakan dan bahkan hampir selalu dikalahkan oleh dua pembalap tim satelit Yamaha Tech 3.

Kontras dengan yang diraih, rekan setim Jorge Lorenzo di atas motor yang sama mampu menjadi juara dunia mengatasi tekanan duo Honda Dani Pedrosa dan Casey Stoner.

“Yamaha adalah motor yang hebat tapi banyak masalah di tikungan. Kalau goyang, atau bannya keluar jalur, motornya seperti kesal. Sedangkan Honda atau Ducati tampaknya bisa dikendarai dengan cara yang sedikit lebih liar,” dalih Spies.

Spies sebelumnya berkeinginan kembali ke Superbike bersama tim BMW namun akhirnya tergiur tawaran Pramac Ducati untuk tetap di MotoGP.

Sedangkan bagi Yamaha, kepergian Spies nampaknya tak terlalu disesali karena mereka mendapat pengganti yang lebih atraktif secara komersial dan dari segi jumlah penggemar, dan dinilai lebih berpotensi meraih gelar juara dunia. Siapa lagi kalau bukan legenda hidup MotoGP Valentino Rossi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar